Ayah: Tragedi Cinta Sabari
(Ayra Izzana
Riyanti)
Sejak pertama kali membaca Andrea Hirata,
saya langsung jatuh cinta pada setiap cerita yang diramunya. Alasannya
sederhana, Andrea Hirata selalu bisa menyajikan sebuah drama kehidupan yang
lengkap. Saya bisa tertawa membaca kekonyolan tokoh-tokohnya dan di lain waktu
saya menangis terkosel-kosel merasakan kesedihan yang mendalam. Setidaknya
itulah yang saya rasakan ketika membaca Tetralogi Laskar Pelalangi dan Dwilogi
Padang Bulan. Dan kesan semacam seamkin kuat, saat saya membaca novel Ayah.
Novel ini menceritakan sosok Sabari yang tak
ada sisi bagusnya sama sekali di fisiknya. Andrea Hirata menggambarkan bahwa Sabari itu lelaki yang kurus kering kerontang, jelek, mukanya
berantakan dan telinganya seperti centhelan wajan. Ia jatuh cinta kepada
seorang gadis bernama Marlena seorang anak pengusaha batako yang terkenal di Belitong.
Cinta Sabari kepada marlena tumbuh saat sejak pertama kali Marlena menyambar
kertas ujian sabari saat ujian nasional menengah pertama dilakukan. Marlena
yang diancam ayahnya, Markoni akan dijodohkan apabila ia tak lulus ujian
menyebabkan Marlena seperti orang kesurupan merebut lembar jawaban milik
Sabari. Detik detik cinta mulai bertunas saat Marlena menghadiahi Sabari sebuah
pensil.
Menjalani
kehidupan di SMA yang sama tapi dengan kelas yang berbeda dengan Marlena membuat
sabari semakin tergila-gila. Kecintaannya akan sastra dan
puisi membuat Sabari menghujani Marlena dengan puisi. Tapi
Marlena tak mengindahkannya sama sekali. Bahkan perlakuan Sabari kepadanya membuat Marlena
semakin bertubi tubi membenci Sabari. Bahkan Marlena yang sering bergonta-ganti
kekasih tak membuat cinta Sabari kepada Marlena luntur bahakn semakin menggebu.
Sabari memang edan. Semakin buruk citra Marlena, semakin tinggi cinta Sabari kepada Marlena.
Yang
menyedihkan dan yang membuat terpingkal saat Sabari berusaha mengikuti apapun
yang disukai Marlena. Seperti saat Sabari tahu Marlena suka menulis indah. Seminggu
kemudian Sabari sudah menjadi ahli kaligrafi. Dia bisa menulis Marlena binti
Markoni dengan huruf-huruf berupa burung merak. Saat Sabari
tahu bahwa Marlena kagum melihat laki-laki yang memakai baju seragam. Agustus berikutnya, Sabari yang biasanya membolos saat upacara
terpilih menjadi tim paskibra SMA. Saat Sabari tahu Marlena suka kasti sabari yang
tak suka olahraga, yang badannya seperti mau patah saat ditiup angin, bulan
berikutnya menjadi anggota tim inti kasti SMA. Saat tahu Marlena
suka lompat jauh, tahu-tahu Sabari menyabet juara pertama lompat
jauh tingkat SMA. Saat tahu Marlena punya hobi sahabat pena, tahu-tahu Sabari
mengirim surat kepada Patrick Confident di Zimbabwe dengan bahasa
inggris yang berantakan.
Begini isi
suratnya:
Dear
Mister Patrick Confident Mwana
My name is
Sabari, from Belitong Island, Indonesia.
I am high
school student
I see photo
you in the Sahabat Pena Magasin, very very good.
I want
friend with you.
I am sorry my english language very very bad, 4 in my report, very very red.
But let no
english good. I write a poem for you
I have a
friend
My friend
from africa
I love my
girlfriend
Her name
is Marlena
What you
think, Mister Confident?
Thank you very very much.
If you
want write letter for me, my address on envelope
Sincerely
yours.
Very very happy.
Sabari
(Siapa
yang tak tertawa membaca isi surat Sabari, perbuatan nekad yang benar-benar mengharukan)
Tapi
sungguh malang seluruh prestasi Sabari yang fenomenal itu tidak mampu mengetuk pintu hati Marlena, malah membuatnya
semakin membabi buta
membenci Sabari.
Hingga
pada suatu hari terjadilah pertengkaran hebat antara Marlena dan ayahnya Markoni, yang menganggap Marlena menoreh abu di keluarga, mempermalukan keluarga dengan
perangai Marlena yang di luar batas. Gonta-ganti
pasangan hingga menyebabkannya hamil tanpa tahu jelas
siapa yang seharusnya bertanggung jawab. Sungguh cinta membuat Sabari buat, ia akhirnya menumbalkan diri untuk menyelamatkan
wajah Markoni.
Sabari dan
Marlena menjadi sepasang suami istri, mereka hidup terpisah dan Marlena makin
sering meninggalkannya hingga akhirnya lahirlah Zorro anak dari seseorang yang
tak pernah diketahui Marlena akibat sering gonta-ganti pasangan. Cintanya pada Marlena
membuat Zorro begitu dicintai Sabari. Sabari yang membesarkan Zorro sendirian
tanpa Marlena membuat Zorro kecil begitu dekat dengan Sabari (sang ayah tumbal ).
Puisi dan cerita yang mengantar setiap deru nafas Zorro yang menenggelamkannya dalam mimpi. Sabari yang
memuja Zorro, mengangkat sang anak setinggi langit, setinggi cintanya pada
purnama kedua belas, panggilan Sabari kepada Marlena.
Zorro
adalah Amiru, masih tiga tahun saat-saat Marlena merenggutnya
paksa dari Sabari. Saat mereka tengah asyik beemain di balai
kota. Dan Marlena menceraikannya. Setelah bercerai dengan Sabari Marlena menikah
dengan lelaki secara berturut-turut, dengan Manikam, Jon Pijareli
dan terakhir Amirza. Perangainya yang mudah bosan dengan hidup mapan dan
terlalu membahagiakan membuat ia kawin cerai. Ia pernah mengatakan pada zuraida
sahabatnya di suratnya bahwa cinta adalah adalah
sahabat yang licik (entah apa maksudnya). Zorro yang waktu itu terenggut paksa
dari ayahnya ia selalu rewel. Saban malam ia menangis dan tak dapat tidur
lantaran tak ada orang yang bercerita dan membacakan puisi untuknya. Ia
menangis sambil bernyanyi tak jelas. Dalam kejengkelan yang memuncak lantaran
tak tahu apa yang diinginkan Zorro, Marlena melihat tas punggung kecil yang selalu
dipakai Zorro. Dibukanya tas itu dan
ditemukannya kemeja milik Sabari. Diberikannya kemeja itu pada Zorro. Zorro
terpana melihatnya lalu meraih kemeja itu dan memeluknya. Perlahan-lahan
tangisnya mereda menjadi isakan sehingga tubuhnya tersentak-sentak,
tak lama kemudian ia tertidur. (Bagian ini membuat hati sesak)
Zorro
tumbuh menjadi anak yang rupawan dan cerdas. Selama Marlena berpindah-pindah
dan menikah denapgan beberapa lelaki selama itu pula Zorro
menemani ibunya. Namun rupanya kelembutan dan kebesaran hati Sabari menurun
pada Zorro yang selalu menguatkan ibunya yang bersedih dan merasakan mempunyai
ayah berkali-kali.
Sementara
Sabari yang kehilangan istri sekaligus anak membuat jiwanya rapuh dan terombang-ambing.
Keputusasaan menderanya hingga ia menyiksa dirinya. kesadarannya pelan-pelan
hilang. Ia menangis saat suasana bahagia dan tertawa di sela-sela
duka. Sabari yang bergigi tupai, wajah berantakan, kurus ceking dan telinga
melebar seperti kuping wajan saat waras semakin tak keruan bentuk rupanya saat tak waras. Di tengah keputusasaannya ia menempelkan
pelat alumunium pada tempurung penyu berisi pesan untuk mencari keberadaan
Marlena dan Zorro. 7 tahun kemudian isi pesan itu dibaca Niel salah seorang
warga Autralia.
Belitong,
2 Desember 1990
This from Sabari,
please help for information where my son Zorro and the women Marlena binti Markoni.
Loss, no clear where. Marlena my X wife, Zorro no X son, he my son always, to be
continue, forever.
Happy news
for give to Sabari, Belantik Village, close SD Inpres (the president instruction school basic), east Belitong Island, Indonesia. SOS, mei dei, help,
urgent, emergency, danger, your good will give back to you again by God, sorry
before and after, thank you no limit. Sincerely yours.
Very
very sad, Indonesia lonely man, Sabari
Keadaan sedemikian
rupa yang dialami Sabari membuat kedua sahabatnya Tamat dan Ukun tersentuh,
mereka nekad mencari Marlena dan Zorro untuk Sabari. Melalui sahabat sahabat
pena Marlena, Tamat dan Ukun menjelajahi Sumatra.
Dan akhirnya Marlena dan Zorro yang berganti nama Amiru ditemukan dalam
keluarga baru berayahkan Amirza, lelaki yang menemani Marlena hingga nafasnya
lenyap. Zorro mengharu-biru menemui dan memeluk ayahnya dengan
memakai kemeja yang setiap malam menemani dipelukannya. Sabari hidup kembali, seteah mati 8 tahun sebab dipisahkan dari Zorro. Sejak itu zorro
atau Amiru tinggal bersama Sabari. Pernah suatu hari ia bertanya pada Sabari
masihkah ia mencintai ibunya Marlena. Sabari menjawab:
"Dalam
hidup ini semuanya terjadi tiga kali, pertama aku mencintai ibumu, kedua aku
mencintai ibumu, ketiga aku mencintai ibumu."
Hanya
dengan Marlena, Sabari pernah menikah, pernikahan pertama dan terakhirnya. Dalam
pernikahannya itu ia hanya berjumpa dengan Marlena sebanyak empat kali. Tetapi
dia tetap mencintai Marlena dan hanya Marlena hingga akhir hidupnya. Sabari meninggal
pertengahan 2013 dengan nisan bertulisankan: BIARKAN AKU MATI DALAM
KEHARUMAN CINTAMU.
Setahun
kemudian Marlena meninggal. Sebelum meninggal Marlena berpesan untuk dimakamkan
disamping makam Sabari di Belantik dengan nisan bertuliskan: PURNAMA KEDUA BELAS.
Membaca
novel yang alurnya memutar-mutar inni awalnya membuat saya bingung. Andrea Hirata mengesankan bahwa tulisaanya tak masuk akal dan
nyeleneh. Menimbulkan beberapa pertanyaan. Apa hubungan Amiru dengan Zorro yang
kemudian membahas Marlena dan Sabari. Seperti teka-teki
dan seorang detektif yang tengah mengerjakan kasusnya. Kebingungan yang membuat
penasaran itu akhirnya menemukan titik temu seperti seorang detektif yang
kegirangan membongkar kasusnya.
Ini novel
pertama Andrea yang lepas dari tokoh “aku” dan Ikal, seperti pangeran AR Hirusugi
yang berani keluar dari zona nyamannya dan
menulis selain senja. Sebuah pecobaan yang sukses. Luar biasa.
Novel ini digarap
Andrea Hirata selama enam tahun karena Andrea Hirata memikirkan penuh metode
yang digunakan agar pembaca terpingkal-pingkal di toilet
saat membacanya, begitu katanya. Benar saja membaca Ayah perasaan campur-aduk.
Haru, sesak, menangis tertahan, terpingkal-pingkal dan kosel-kosel silih berganti. Ibarat kata Andrea Hirata, ia menyuguhkan racun beserta penawarnya.
Bangilan, 23 Februari 2017
Tidak ada komentar